Apakah anda pernah berselancar ? Jika, belum apakah anda tahu tempat berselancar di Indonesia ? Yap, salah satu tempat terpopuler di Indonesia ada di Pantai Wediombo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya bisa berselancar tetapi pengunjung bisa camp di pantai, gimana ya rasanya camp dan berselancar di Pantai Wediombo.
Jum’at siang saya berangkat dari Malioboro kira-kira pukul 13.10 WIB saat matahari sedang menampilkan pesona teriknya yang hanya bisa dinikmati oleh kawasan tropis. Hawa panas yang muncul tidak melelehkan semangat untuk menuju tempat beselancar yaitu Pantai Wediombo. Melewati jalur yang padat karena jam pulang anak sekolah membuat perjalanan sedikit lambat. Ditengah perjalanan saya mengisi perut yang keroncongan dengan menu lotek ditemani es jeruk. Letaknya warung lotek didepan Bank BPD DIY di alun-alun Wonosari, porsinya lumayan banyak hanya saja kerupuk yang nikmat tidak bisa begitu saya nikmati karena abis ganti kawat gigi. Tetapi perlu dicoba nih, tidak hanya menu lotek yang disediakan nasi juga ada dan pastinya dengan lauk ya hehe... #abaikan. Untuk satu porsi lotek dan es jeruk yaitu Rp13.000, sejujurnya saya lupa harganya tapi saya ingat-ingat lagi memang segitu.
Perjalanan menuju Pantai Wediombo masih berlanjut dan banyak cerita yang akan sedikit saya singkat. Tersesat menjadi salah satu akibat liburan terhambat, namun tenang saja warga Jogja berhati nyaman. Jika anda tersesat jangan sungkan untuk bertanya. Saya tersesat didaerah yang menajubkan karena kanan kiri jalan terdapat kebun jambu mete. Setelah itu saya bertanya kepada petani yang sedang dipinggir jalan. Jalan yang disampaikan sangat jelas sehingga saya melewati jalur yang halus dan pemandangannya juga dipenuhi pohon yang besar serta kebun-kebun singkong.
Sesampainya di Pantai Wediombo, air laut sedang surut sehingga saya bisa melihat berbagai binatang laut dan terumbu karang. Suguhan lukisan alam dilangit sangat menarik, warna kuning telur dan awan hitam berkolaborasi menjadi suasana yang amat romantis.
Tenda sudah didirikan saatnya meletakan barang bawaan dan merebahkan diri sejenak. Gelapnya malam tidak membuat suasan menjadi mencekap karena penduduk sekitar juga beraktivitas hingga larut malam mencari ikan-ikan disekitar Pantai Wediombo. Kelap-kelip lampu senter disekitar pantai mengiringi saya memasuki alam mimpi, suara ombak yang syaduh semakin membuat saya terlelap dan tidak merasakan hawa dingin. Tetapi jika anda ingin camp di Pantai tetap harus siap sedia kantung tidur atau pun jaket yang tebal ya.
Mentari masih malu menujukan diri pagi itu, awan-awan masih menyelimuti sinarnya. Pagi ini sudah hari sabtu, jadwal bermain selancar nih. Tetapi sebelumnya harus sarapan agar tenaga untuk mencari gelombang terbesar bisa dicapai #bergaya. Saya ditemani pelatih yang handal, sebelum bermain selancar diberikan arahan dari memegang selancar hingga terjatuh dari selancar bahaha.
Papan selancar yang saya pakai lumayan lebar karena untuk pemula, sehingga lebih mudah menjaga keseimbangan. Setelah selesai dan paham arahan dari pelatih saya mulai memegang papan dengan bersahabat, walapun lumayan berat pertama kali saya angkat. Setelah itu, seluruh jiwa dan raga saya satukan dengan papan selancar. Pertama kali bermain selancar, jangan takut tenggelam tetapi kalau tidak bisa berenang harus bisa kalau ingin dilanjutkan bermain selancar. Posisikan kepala kita tidak datar dengan papan tetapi harus diangkat agar bisa melihat gelombang didepan. Mengayuh menggunakan tangan juga melelahkan, huntung saja pelatih membantu mendorong papan agar bisa ketengah sehingga mendapatkan gelombang yang ajib buat pemula. Percobaan pertama, saya gagal berdiri dipapan dan hanyut dilautan bahaha. Selanjutnya, saya bisa berdiri beberapa dekat hingga ketepian. Tetapi jangan sampai papan selancar sampai ke pantai anda harus turun dari papan. Karena bisa mengakibatkan papan rusak tergerus oleh pasir pantai dan bantuan. Dan yang ketiga serta mengakhiri bermain selancar karena tenaga saya serasa sudah habis. Pelatih mengatakan bermain selancar harus mengeluarkan energi ekstra.
Sungguh anda harus mencoba bermain selancar di Pantai Wediombo karena sangat menantang dan menyenangkan. Hilangkan semua beban yang ada, nikmati kesimbangan antara laut, papan, dan udara pantai untuk mengangkat beban selama bekerja maupun sekolah. Selain itu, Pantai Wediombo masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2017. Ayo dukung memenangkan Pantai Wediombo dalam Kategori Temat Berselancar Terpopuler.
Bagaimana cara vote Pantai Wediombo di Anugerah Pesona Indonesia ? Ada dua cara:
Pertama, cara vote melalui sms. Ketik: API 6G kirim ke 99368
Kedua, cara vote melalui website. Klik bit.ly/votewediombo
Jika informasi dalam artikel ini dirasa bermanfaat, silakan dibagikan ke teman-teman, saudara, keluarga anda. Terimakasih, sudah membaca artikel berjudul “Pengalaman Berselancar di Pantai Wediombo Gunungkidul”
seruuu pengen kesana jdnya. hehe
BalasHapusHarus kesini kak, jelajahi Indonesia mulai dari Jogja hehe
HapusMantap nih artikelnya jadi pengen ngrasain berselancar di pantai wediombo
BalasHapussiap chan, jangan lupa bawa obat merah bahaha
HapusKeren kak. Kmrn kesana tp males mw berselancar. Karangnya bnyk jd susah mw berselancar..
BalasHapusada spot sendiri kak, sama ikut komunitas selancar wediombo pasti di bantu WOSS
HapusHarga lotek dan es jeruknya masih murah...
BalasHapusKlo mau belajar berselancar enaknya langsung beli alatnya apa sewa aja, Gan...?
Saya sebenarnya lupa harganya itu mungkin lebih murah lagi :D amnesia kabuh, sewa dulu kak, kalau nggak hobi soalnya harganya bisa buat beli kerupuk buanyakkkk hehe suka kerupuk
Hapuskeren ombak nya disana itu besar, kenapa di baron ga sebesar itu?
BalasHapussoalnya lagi musim kemarau dan sebelumnya full moon pas dapat waktu yang tepat sih mas
HapusKemarin mau coba ke pantai itu, tapi waktunya gak keuber, jadi makin baperr...
BalasHapusasik dapat mangsa satu, baper baper sini kesini lagi hehe
Hapusjadi pingin kesana ane gan.
BalasHapushayuk bang sok atuh di tunggu ke datangannya...
HapusApakah ada kontak person (CP) yg bisa dihubungi jika ingin berselancar? Serta berapa jumlah minimal, apakah harus rombongan?
BalasHapus